
Keterangan Gambar : Dra.Hj.Hendriati Sabir, M.Pd dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sulawesi Selatan (berbaju dan brejilbab krem, dua dari kanan) (sumber foto : Tim MPM/PP)
MAKASSAR II Parahyangan Post – Pelaksanaan konsep Dapur Sekolah Makan Bergizi Gratis (MBG) mencerminkan semangat gotong- royong, solidaritas, dan kebersamaan antara guru dan orangtua untuk kebaikan anak-anak didik mereka. Semangat ini tidak ditemukan dalam konsep Dapur Umum SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) MBG yang justru menimbulkan keracunan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dra.Hj.Hendriati Sabir, M.Pd dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sulawesi Selatan di sela-sela kegiatan uji coba penerapan Dapur Sekolah di SDN Borong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Kamis (2/10/2025) lalu.
Kehadiran Hendriati pada kegiatan uji coba Dapur Sekolah di sekolah tersebut lantaran ia sebagai pengurus PGRI {provinsi Sulawesi Selatan dan kebetulan dulu merupakan Kepala Sekolah SDN tersebut.
“Saya baru pensiun setahun lalu sebagai Kepala Sekolah di SDN Borong ini, dan sekarang di PGRI Provinsi Sulawesi Selatan,” ungkap Hj.Hendriati Sabir kepada wartawan di Kota Makassar.
Mantan orang nomor satu di SDN Borong mengikuti dengan seksama proses kegiatan uji coba Dapur Sekolah ini, sampai akhir kegiatan selesai. Menurutnya konsep seperti ini yang seharusnya diterapkan untuk progam MBG sebagai program utama Presiden Prabowo.
“Proses kegiatan ini saya ikuti dari awal sampai akhir dengan seksama, dan Alhamdulillah, berjalan lancar tanpa ada kasus dan kejadian yang tidak diharapkan. Sangat, sangat bagus kegiatan seperti ini,” jelasnya.
Hendriati menegaskan bahwa pihaknya mendengar kasus keracunan pada program MBG, membuat semua prihatin.
"Harapan kita semua agar proses pelaksanaan MBG yang ada saat ini segera dievaluasi untuk perbaikan, demi melindungi anak – anak kita semua kata. Namun pola Dapur Sekolah seperti ini, rasanya sudah cukup ideal," kata Hendriati penuh semangat.
Lebih lanjut Hendriati juga menyampaikan bahwa maksud dan tujuan program MBG sebenarnya sangat bagus, tetapi proses pelaksanaanya perlu dikaji lagi.
"Oleh karena itu konsep Dapur Sekolah yang diujicobakan hari ini bisa menjadi alternatif untuk perbaikan pelaksanaan program MBG ke depan," paparnya.
Dalam pelaksanaan Dapur Sekolah, lanjut Hendriati, perlu mengadopsi kearifan lokal, semangat gotong-royong, melibatkan komite dan orang tua siswa serta mengakomodasi pelaku usaha lokal dan usaha kecil agar ikut berkembang, sebagai penyangga kekuatan ekonomi nasional,” pungkas Hj. Hendriati Sabir.
Seperti diketahui program MBG sudah berjalan 10 bulan, namun masih banyak kasus keracunan siswa, bahkan ada yang meninggal dunia di Bandung Jawa Barat.
Berita ini membuat para orangtua siswa khawatir, bahkan menolak ikut MBG. Atas dasar ini SDN Borong Makassar mencoba dengan cara Dapur Sekolah yang memungkinkan menghindari keracunan. Uji coba sukses. Anak-anak menyukai masakan yang dimasak oleh pihak kantin dan orangtua mereka.
Uji coba ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan pemerintah untuk mengubah pola masak dan penyajian MBG yang sudah berjalan, namun penuh rintangan. (*)
LEAVE A REPLY