Home Edukasi Online Learning Bikin Pening?

Online Learning Bikin Pening?

1,710
1
SHARE
Online Learning Bikin Pening?

Keterangan Gambar : Belajar Online, Belajar Mandiri (sumber foto : its/net/pp)

Oleh : Dwi Putri Wahyuningsih 
Mahasiswa Sampoerna University 

Kegiatan belajar mengajar di tanah air berubah kala virus corona masuk ke Indonesia. Tidak hanya berlaku untuk sistem sekolah biasanya tetapi juga berlaku untuk sistem perkuliahan. Perbedaan aktivitas belajar mengajar dengan sebelum Covid-19 datang menebar teror juga terjadi hampir di seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Semuanya berubah 90 derajat, baik sistem pembelajaran siswa, metode kerja guru hingga situasi sekolah. Sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Aceh, Jambi, dan beberapa daerah lainnya memutuskan untuk meliburkan kegiatan di sekolah dan menggantinya dengan belajar jarak jauh di rumah untuk mencegah penularan virus corona (penyebab COVID-19). 

Berdasarkan keterangan secara resminya, Kemendikbud saat ini siap dengan semua skenario termasuk penerapan bekerja bersama-sama untuk mendorong pembelajaran secara daring (dalam jaringan) untuk para siswa. Hal ini sebagai upaya agar siswa tetap belajar di rumah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan sejumlah dukungan untuk mempelancar proses tersebut. Belajar jarak jauh atau daring di rumah berarti orang tua atau pengasuh memiliki peran penting untuk memantau kegiatan anak di rumah selama sekolah diliburkan. Jika tidak bisa menerapkan sistem belajar jarak jauh, anak bisa tertinggal dibandingkan siswa lainnya saat sekolah mulai kembali dilakukan dengan normal. 

Ketika anak harus belajar di rumah karena untuk menghindari pertemuan dengan banyak orang, membuat iklim belajar, motivasi belajar, suasana belajar, dan persaingan belajar berubah. Anak yang pada awalnya saling bersaing, saling memotivasi, dalam suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, kini mereka harus belajar sendiri di rumah dengan dipandu guru dari sekolah, didampingi orang tua di rumah, dan ditemani internet setiap menemui kesulitan. 

Peran orang tua sangat diperlukan agar anak-anak tetap bisa belajar walaupun ditengah pandemi yang terjadi sekarang. Salah satu yang bisa dilakukan orang tua yaitu mendampingi anak-anak dalam mengerjakan tugas sekolah, sehingga mereka masih dapat belajar di rumah. Sekaligus mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja. Ini mungkin sedikit menyulitkan bagi orang tua, karena mereka harus bekerja lebih ekstra dalam memantau anak-anaknya selama 24 jam. Dimana tugas mereka menjadi sedikit terbebani dengan cukup menyita waktu, biaya, ataupun energi, lebih-lebih bagi mereka yang tidak terbiasa. 

Banyak diantara orang tua yang tidak begitu memahami mengenai sistem darling ini. Alih-alih membantu anak-anak mengerjakan tugas, mereka justru yang mengerjakan tugasnya. Harusnya, orang tua membiarkan anak-anak untuk belajar memahami pelajaran dan mengerjakan tugasnya sendiri. Bukan berarti orang tua tidak boleh membantu. Boleh saja, asal masih dalam batas wajar, seperti tidak mengerjakan tugas sekolah anak sepenuhnya. 

Setiap orang tua memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Baik yang S1 atau S2, SMA, SMP, atau bahkan hanya lulusan SD. Sebagai orang tua tentu menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Setidaknya mereka menjadi seperti orang tuanya atau bahkan lebih. Jadi lumrah saja jika orang tua tidak tahu beberapa tugas yang diberikan kepada anaknya. 

Anak-anak pun terkadang tidak sadar bahwa mereka harusnya tetap belajar seperti di sekolah biasanya. Mereka merasa bahwa mereka diliburkan dan tidak untuk belajar. Mereka hanya ingin bermain dan bersenang senang seperti libur sekolah pada umumnya. Ini tentu membutuhkan pengarahan dari orang tua bahwa mereka tidak diliburkan, tetapi pengalihan sistem belajar menjadi daring (dalam jaringan). Orang tua pun harus mau mempelajari proses dan gaya pembelajaran pada anak-anak. Dengan cara membuka pikiran dan harus mau di-upgrade untuk gaya belajar anak pada zaman sekarang. Apalagi ada tuntutan mereka harus belajar di rumah. 

Tidak semua orang tua bisa menyediakan fasilitas bagi anaknya belajar di rumah. Seperti gawai dan kuota internet. Mungkin setiap orang tua pasti mempunyai gawai, tapi tidak semua gawai yang mereka punya mempunya akses internet. Terlebih para guru membutuhkan internet untuk mengatur jadwal belajar dan memberikan tugas kepada siswanya.

Para orang tua bisa saja pergi ke warnet (warung internet) di sekitar rumahnya tetapi kebanyakan warnet tutup pada saat pagi dan siang hari. Dikarenakan mereka takut ada razia oleh satpol pp seperti yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Bedasarkan kompas tahun 2020, Satpol PP akan terus melakukan berbagai upaya dalam menekan penyebaran COVID-19. Setelah tempat hiburan malam, sekarang kita ke warnet dan rental PS. Dan kalau orang tua pergi ke warnet pada saat sore atau malam hari, mereka kasihan kepada anak-anaknya. Takut kalau mereka kelelahan atau bahkan jatuh sakit, terlebih ditengah pandemi yang terjadi sekarang. 

Di tengah kesulitan yang dihadapi orang tua, para orang tua perlu menciptakan kolaborasi dengan guru agar pembelajaran daring ini memudahkan baik terhadap siswa maupun orang tua. Dimana guru juga memiliki peran strategis untuk membuat tangguh siswa dengan berusaha memotivasi mereka agar disiplin belajar, semangat melaksanakan tugas, aktif dalam sesi presentasi, dan menghidupkan interaksi online dengan guru, teman, dan tetap berusaha berkarya melalui pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar. Guru harus kreatif dalam meramu materi, menggunakan metode menyenangkan, dan memberikan tugas yang dapat menstimulasi siswa bertanya kepada kepada guru, teman sekelas, maupun orangtua. 

Belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) memang berpotensi meminimalisir penyebaran virus COVID-19, harus disadari belajar dengan sistem daring memberikan pekerjaan rumah baru pada orang tua yaitu pengawasan dan pemantauan ekstra terhadap proses belajar pada anak. COVID-19 masih menyebar di seluruh Indonesia. Marilah kita berdoa dan berusaha menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat agar virus ini segera menyingkir dan anak-anak dapat kembali ke sekolah dengan wajah ceria.(*)