Home Edukasi Nasib Guru Honorer, Kontrak dan Masa Depan Pendidikan Ditengah Perang Melawan Pandemi Covid-19

Nasib Guru Honorer, Kontrak dan Masa Depan Pendidikan Ditengah Perang Melawan Pandemi Covid-19

2,148
0
SHARE
Nasib Guru Honorer, Kontrak dan Masa Depan Pendidikan Ditengah Perang Melawan Pandemi Covid-19

Keterangan Gambar : Rudi Apriasi, ST, Ketua DPC Partai Demokrat Pasaman & Ketua Komisi 2 DPRD Kab.Pasaman, Prov.Sumatera Barat (sumber foto : ist/dok pribadi/pp)

Oleh : Rudi Apriasi, ST 
Ketua DPC Partai Demokrat Pasaman 
Ketua Komisi 2 DPRD Kab.Pasaman 


PANDEMI – Wabah Corona Virus Disease (COVID-19) yang melanda saat ini memiliki dampak besar bagi seluruh dunia. Dikarenakan seriusnya permasalahan wabah Corona Virus Disease (COVID-19) ini, pemerintah terpaksa mengeluarkan kebijakan yaitu Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB), serta adanya kebijakan untuk di rumah saja, sesuai dengan protokol kesehatan yang ada, sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona.

Berdasarkan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut, mengakibatkan banyaknya perubahan-perubahan terjadi yang sebelumnya justru tidak pernah terpikirkan oleh banyak orang. Salah satunya perubahan dalam dunia pendidikan. Wabah ini mengakibatkan perubahan total pada proses pembelajaran, dimana kegiatan belajar mengajar yang tadinya berjalan normal diadakan di sekolah, kampus, pesantren, dan lain-lainya, tiba-tiba saja berubah yang mengharuskan siswa untuk belajar dari rumah.

Proses pembelajaran dilakukan secara online (pembelajaran Daring), dimana guru dan para siswa melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan aplikasi yang diinstalkan ke Hp atau laptop. Orang tua juga diminta untuk bekerjasama dengan cara mendampingi siswa dalam proses pembelajaran online tersebut. Akan tetapi, kebijakan belajar dari rumah dengan dampingan orang tuanya tersebut, ternyata tidak semudah apa yang kita bayangkan. Banyak kendala-kendala yang dirasakan disana, mulai dari fasilitas pendukung seperti jaringan internet, perangkat yang dimiliki siswa, serta kemampuan masing-masing orang tua siswa juga berbeda. (dilansir: https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/0KvXgxlb-20-provinsi-akui-kesulitan-belajar-daring). 

Disisi lain bagi para guru, untuk melakukan pembelajaran secara online juga tidak mudah, banyak kendala-kendala yang dialaminya. Seperti masih terdapat guru yang masih merasa asing dengan penggunaan teknologi, seperti tidak bisa menggunakan smartphone atau mengoperasikan komputer. Mau tidak mau meraka harus menguasai teknologi dengan cepat, tidak gaptek. Dengan begitu, di beberapa daerah dapat dikatakan masih sangat sulit untuk menerapkan pembelajaran secara online, terkait masalah perangkat, siswa dan guru itu sendiri.

Bahkan Ketua Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun, dalam tulisanya di Media Indonesia mengungkapkan, bahwa sistem pendidikan online pun tidak mudah. Disamping harus disiplin pribadi untuk belajar secara mandiri, juga dibutuhkan fasilitas dan sumber daya yang mesti disediakan. Dengan kata lain, sistem pembelajaran online ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi,menjadi makin melebar saat pandemi, ungkap AHY. (dilansir : https://mediaindonesia.com/read/detail/311137-pendidikan-indonesia-di-tengah-pandemi-covid-19) 

Berbagai kendala tersebut menjadi sebuah tantangan, baik bagi para siswa, orang tua maupun para guru. Mereka harus lebih giat lagi belajar, harus lebih siap dan mampu menguasai teknologi, agar kedepannya tidak tergilas arus zaman. Karena siapa yang akan menyangka, dengan terjadinya wabah COVID-19 ini, tiba-tiba saja tidak diperbolehkan untuk bertatap muka dan berkumpul. Dengan demikian, lembaga-lembaga atau instansi-instansi yang ingin mengadakan rapat, harus dilakukan secara online dengan aplikasi yang sebelumnya tidak banyak orang yang paham. 

Akan tetapi seburuk apapun, ternyata dibalik Wabah Virus Corona, ada hikmah yang luar biasa yang didapat, melalui dampak Wabah Virus Corona mengharuskan kita untuk tetap disiplin, terus belajar berbagai hal, mulai dari penguasaan teknologi, serta pemanfaatan teknologi dengan baik. Sesungguhnya dibalik musibah, ada hikmah yang tersembunyi, jika kita mau merenunginya dengan bijak. 

Perlunya Kepedulian dan Perhatian Khusus Bagi Guru Honorer dan Kontrak 

Dampak lain dari Pandemi Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) ini adalah sulitnya akses ekonomi, bagi sebagian warga masyarakat, terutama bagi saudara-saudara kita, yang berprofesi sebagai pekerja harian, pengemudi ojek online misalnya. Selain itu imbas dari wabah ini banyak karyawan perusahaan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan jangan lupakan juga bagi saudara-saudara kita yang selama ini mengabdi sebagai guru honorer dan tenaga kontrak yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan, seperti penjaga sekolah, dll. Jasa dan pengabdian mereka sungguh sangat luar biasa mencerdaskan anak-anak bangsa, namun nasib mereka sering terlupakan. 

Beban kehidupan para guru honorer dan tenaga kontrak ditengah Wabah Virus Corona (Covid-19) ini, sungguh sangat terasa berat, dalam menapaki kehidupan keseharianya. 

Para guru honorer juga harus memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan keluarganya. Dengan penghasilan yang minim, bahkan nyaris tidak mendapatkan honor, karena harus di rumah saja, para guru honorer dituntut untuk tetap memberikan pembelajaran secara online kepada para siswanya, dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam menyerap perkembangan teknologi, termasuk penguasaan perangkatnya sebagai sarana melakukan pembelajaran secara online. 

Dalam kondisi seperti ini, sungguh sangat miris, nasib para guru honorer ini, disinilah perlunya kepedulian dari semua pihak untuk memberikan perhatian secara serius terutama bagi para guru honorer dan tenaga kontrak ini. Jasa dan pengabdian para guru honorer dan tenaga kontrak sungguh luar biasa, dengan segala keterbatasanya, mereka tetap mengabdikan dirinya untuk mencerdasan anak-anak bangsa. 

Pemerintah Kabupaten Pasaman, harus benar-benar memperhatikan dan memiliki data yang valid dan akurat terkait keberadaan guru honorer dan tenaga kontrak ini, jangan sampai terdengar ada guru honorer dan tenaga kontrak yang terlewatkan, luput dari perhatian kita semua. 

Disisi lain peran penting dari kita semua, seluruh elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Pasaman untuk ikut berpartisipasi dan berperan aktif dalam menaruh kepeduliannya kepada para guru honorer dan tenaga kontrak ini, baik itu secara individu maupun kelembagaan yang ada. 

Kita melihat, selama wabah Covid-19 ini gaji guru honorer cenderung terabaikan, terutama guru honor komite yang notabene mendapatkan gaji dari SPP siswa, dana BOS dan lainnya. Belum lagi beban kerja, guru honorer dan kontrak sepertinya memiliki beban kerja ekstra yang lebih berat dari yang lainnya. Guru honorer dan kontrak hanya berbeda status namun mereka juga pahlawan memajukan pendidikan bangsa kita. 

Hak dan kewajiban perangkat pendidikan baik sebelum dan saat wabah Covid-19 ini mestinya sama, pemerintah wajib memperhatikannya, jangan ada pihak yang merasa dianak tirikan dan jangan pula seperti ada yang dianak emaskan, jangan budayakan prinsip belah bambu dalam mengambil kebijakan, baik guru honorer, kontrak dan PNS mereka semua adalah asset kita, pahlawan tanpa tanda jasa dan barometer kemajuan generasi muda kita. Bahkan sangat layak guru honorer dan kontrak kita prioritaskan untuk menerima BLT dan bantuan semacam lainnya. (dilansir : https://www.koranmadura.com/2020/04/nasib-guru-honorer-di-tengah-pandemi-covid-19-layak-dapat-blt/) 

Sebuah contoh baik ditengah Pandemi Wabah Virus Corona (Covid-19), telah dilakukan oleh Anggota DPR RI Dapil asal Sumatera Barat, Ir. H.Mulyadi yang mengikhlaskan gajinya sebagai anggota dewan selama dua tahun untuk membantu pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis di Sumatera Barat, sebagaimana dilansir dari Mimbar Sumbar.id. 

Mulyadi yang juga kader Partai Demokrat ini berharap jangan sampai ada tenaga medis dan perawat di Sumatera Barat ini yang kesulitan mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD), sehingga mengakibatkan mereka tertular Virus Corona dan tidak bisa lagi bertugas. Kecuali jumlah tenaga medis yang terbatas, merekalah garda terdepan saat ini dalam perang melawan Covid-19. Untuk itu kita semua harus bahu-membahu membantu para pahlawan, tenaga medis yang sedang berjuang melawan Covid-19, jangan biarkan mereka berperang sendirian, ungkap Ir.H.Mulyadi. 

Kembali kepada persoalan guru honorer dan tenaga kontrak, contoh baik dari Ir. H. Mulyadi tersebut, harus menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama yang saat ini berada dilingkaran pemerintah, mulai dari pejabat beserta jajaranya di lingkungan Kabupaten Pasaman. (dilansir : https://www.topsatu.com/mulyadi-donasikan-dua-tahun-gajinya-perangi-corona-di-sumbar/) 

Disisi lain, solusi untuk ikut meringankan beban bagi para guru honorer dan tenaga kontrak, dengan melibatkan lembaga – lembaga non pemerintah, NGO, Ormas, dll, yang ada di Kabupaten Pasaman ini. Lembaga non pemerintah ini justru biasanya lebih sigap dalam memberikan perhatian kepada mereka yang membutuhkannya. 

Persoalanya adalah, sekali lagi perlunya data yang akurat dan valid dari pihak pemerintah, pemetaannya bisa dimulai dari tingkat kecamatan, sehingga nantinya tidak ada lagi guru honorer dan tenaga kontrak yang terlewatkan, semua harus mendapat perhatian dan tercukupi kebutuhanya ditengah Pandemi Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) ini. 

Sebagai salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman tentunya membutuhkan tenaga pendidik yang memadai, perbandingan jumlah sekolah dan siswa yang ada harusnya bisa disesuaikan dengan jumlah tenaga pendidik yang sesuai dan ideal. Selain diperlukan jumlah secara kuantitas, hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan kualitas bagi tenaga pendidik itu sendiri, termasuk meningkatkan keberadaan tenaga guru honorer dan tenaga kontrak ini, baik dari sisi status mereka, maupun dari sisi kesejahteraanya. 

Kita tentu tidak menutup mata, bahwa para guru honorer dan tenaga kontrak, ditengah pandemi wabahVirus Coroa ini, perannya sama dengan para tenaga medis yang mengabdi dibidang kesehatan, sedangkan para guru honorer dan tenaga kontrak, bidang pengabdianya ini dalam dunia pendidikan, jadi sudah sepantasnya, jangan pernah lupakan mereka. 

Pendidikan Bagi Masa Depan 

Sudah pasti kita memahami betapa pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsa kita. Kemajuan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh pendidikannya. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang baik tidak terlepas dari sistem pendidikan yang terstruktur, terarah dan berorientasi masa depan pula. 

Wabah covid-19 tidak boleh menjadi alasan bagi tertinggalnya pendidikan kita, masih banyak kita menyaksikan siswa/i mulai dari SD sampai SMA yang menjadikan program Physical Distancing ini sebagai waktu liburan. Coba saja kita lihat jalan raya ketika sore hari, banyak anak usia sekolah yang berkumpul dengan rekannya, mejeng dan hilir mudik dengan motor mereka, sepertinya anak-anak sekolah itu tidak menghiraukan himbauan PSBB dari pemerintah. 

Berbanding terbalik pula dengan mahasiswa atau siswa yang rajin, mereka akan susah payah mencari jaringan intenet, berupaya membeli paket data yang masih tergolong mahal, meminjam HP orangtuanya bahkan disalah satu kenagarian di Pasaman, ada yang sampai harus begadang di kantor Wali Nagari hanya untuk mendapatkan akses internet, miris memang. 

Seperti itulah kenyataan yang hari-hari ini kita rasakan, pendidikan yang sebelumnya juga harus mendapat perhatian khusus semakin diperpearah dengan adanya wabah covid-19 ini. Yang malas belajar makin malas, yang rajin tidak mendapat fasilitas maksimal. 

Seharusnya pemerintah melalui dinas pendidikan mulai menggerakkan perangkat pendidikannya hadir dan menyelesaikan ini, fasilitasi guru-guru kita untuk membeli paket data, agar mereka semangat mengajar dari rumah, himbau siswa/i kita agar mematuhi protokol kesahatan, jaga kebersihan sekolah kita, kapan perlu beri sanksi mendidik bagi siswa/i yang tidak mengindahkan himbauan PSBB dari pemerintah. 

Padahal dibalik itu semua kita sangat sadar bahwa pendidikan adalah elemen maha penting dalam membentuk generasi muda kita, misalnya kita di Pasaman, pengelolaan sumber daya alam yang kita miliki tentu harus ditangan generasi penerus yang akademis, prestatif dan berdaya saing, jangan sampai ada generasi yang hilang hanya karena corona. 

Penulis mengajak, mari kita bergandengan tangan bersama kita lawan corona, perhatikan guru honorer/kontrak dan PNS, fasilitasi kebutuhan pendidikan anak-anak kta, damping mereka belajar dari rumah dan untuk pemerintah mari kita jamin pendidikan kita tidak ketinggalan. Dengan membenahi Pendidikan ini kita berharap Pasaman harus jadi lebih baik, Sumatera Barat harus lebih baik dan Indonesia harus lebih baik, lagi dan lagi. (*)