
Keterangan Gambar : Mubalighah Kota Depok Ustadzah Dra Hj Nurjanah Zeyn dalam Forum Tokoh Muslimah Depok (FTMD#26): Refleksi Maulid Nabi SAW, Teladan Kepemimpinan Terbaik, Pembangun Peradaban Mulia,” Jum’at (5/9/2025) di Depok, Jawa Barat. (sumber foto : ist/pp)
DEPOK II Parahyangan Post - Kepemimpinan Rasulullah SAW merupakan kepemimpinan terbaik sebagai pembangun peradaban mulia, yang menjadi teladan seutuhnya.
Hal tersebut diungkap Mubalighah Kota Depok Ustadzah Dra Hj Nurjanah Zeyn dalam Forum Tokoh Muslimah Depok (FTMD#26): Refleksi Maulid Nabi SAW, Teladan Kepemimpinan Terbaik, Pembangun Peradaban Mulia,” Jum’at (5/9/2025) di Depok, Jawa Barat.
“Kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai kepemimpinan terbaik karena model kepemimpinan beliau adalah uswah hasanah yang menegakkan syariat Islam dalam semua aspek (ibadah, muamalah, jinayah, siyasah, ekonomi),” terangnya di hadapan sekitar 74 tokoh Muslimah Depok.
Ia pun menambahkan, adapun warisan kepemimpinan Rasulullah SAW adalah Khilafah (al-Imamah al-‘Uzma) yakni kepemimpinan umum bagi di dunia untuk menegakkan hukum hukum syariah Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia.
“Para khalifah adalah penerus Nabi SAW mengurus umat, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits riwayat al-Bukhari no. 3455, Muslim no. 1842, yang artinya, “Dahulu Bani Israil diurus oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi wafat, digantikan oleh nabi yang lain. Dan sesungguhnya tidak ada nabi lagi setelahku, tetapi akan ada para khalifah, dan jumlah mereka banyak,” jelasnya.
Kepemimpinan Rasulullah SAW juga mempunyai prinsip kedaulatan di tangan syara bukan republik demokrasi, ujarnya karena sumber hukum bukan suara mayoritas, melainkan wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah).
“Oleh karena itu bisa menghadirkan keadilan bagi semua, bahkan bagi khalifah sekalipun ?sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah an-Nisa ayat 58,” terangnya sambil membacakan ayatnya.
Tak hanya itu, kepemimpinan warisan Nabi SAW prinsip kekuasaannya adalah amanah untuk menjalankan syariat secara kaffah, ruh ketaqwaan-, jawwul imaniy (suasana iman). Pasalnya, prinsip kekuasaan adalah pengurus urusan umat dipertanggungjawabkan dunia akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang imam (kepala negara) adalah pemimpin dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya.….” Begitu juga dalam hadits riwayat Abu Dawud yang artinya, “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.”
“Kekuasaan sejati bukan untuk menguasai, tetapi untuk beribadah kepada Allah dengan cara melayani makhluk-Nya,” imbuhnya.
Begitu juga dengan ketaqwaan yang tinggi terwujud dalam kewara'an menghasilkan kepemimpinan yang etis, tidak hanya legal.
“Rasulullah SAW meskipun memiliki hak untuk mendapatkan bagian harta dari Baitul mal, beliau lebih suka membagikannya kepada rakyat. Khulafaur rasyidin, mereka tidak bertanya "bolehkah?" tetapi "pantaskah di hadapan Allah?” pungkasnya.[]
(Kontributor : Siti Aisyah/PP)







LEAVE A REPLY