Di
tengah maraknya wacana tentang seni rupa kontemporer di Indonesia, masih banyak
pelukis (perupa) yang peduli dan bertanggung jawab dalam mengangkat aktivitas
dan produk kebudayaan di masa lampau atau kesenian daerah yang masih
ditradisikan saat ini. Kami adalah sebagiab dari peseni yang masih peduli pada
aspek itu. Kami sangat mengapresiasi nilai-nilai genuin, keraifan lokal (local
visdom), folklor, dan potensi kebudayaan di tengah masyarakat yang
dikategorikan sebagai local genius.
Local
genius yang berupa kemampuan masyarakat Indonesia yang terdiri dari ilmu
pengetahuan dan ketrampilan. Kebudayaan asli ini digunakan untuk berinteraksi
dengan masyarakat lain, kemudian berinteraksi dengan kebudayaan asing. Mereka
pun well inform dengan menerima, memilah, memilih dan mengambil kebudayaan dari
luar yang dianggap baik dan pantas dipadukan dengan kebudayaan asli Indonesia.
Dalam
fakta sejarah misalnya, kebudayaan Hindu dan Budha mudah diterima oleh
masyarakat Indonesia. Dengan kerja pintar dalam memilih, kebudayaan itu
disesuaikan dan diartikulturasikan dengan kebudayaan asli Indonesia. Muncul
seni arsitektur, monumen, dan relief di beberapa candi yang corak ragam hiasnya
turut memperkaya seni wayang dan batik.
Di
dalam local genius kebudayaan Indoensia, secara spesifik ada beberapa
kebudayaan yang dianggap sebagai kemampuan masyarakat Indonesia yang mengambil
sisi baik dari kebudayaan luar. Seperti kebudayaan Islam yang dipilah dari
berbagai daerah di Arab, Persia, Tiongkok, Turki dan Gujarat.
Hasil
paduan itu, seperti ada beberapa wali yang menggunakan seni wayang sebagai
media dakwahnya, seni kaligrafi paduan kebudayaan luar dengan kebudayaan asli
Indonesia, sahibul hikayat, berzanji, qasidah, nasyid, marawis, tari saman dan
sebagainya.
Dari
akulturasi tersebut terciptalah kebudayaan Islam di Indonesia yang memiliki
corak yang uni ke-Indonesiaannya. Bahkan menurut budaywan Remy Sylado,
nama-nama tokoh Punakawan pun diambil dari bahasa Arab, kata-kata yang baik
dalam upaya menyiarkan agama.
Begitu
pula dengan dipilihnya sisi baik kebudayaan
Kristiani dan Tionghoa, kemudian dipadukan dengan kebudayaan asli
Indonesia, memunculkan corak kebudayaan baru seperti musik kroncong, opera,
gambang kromong, barongsai, seni patung, seni arsitektur dan sebagainya.
Ke
21 pelukis/perupa yang peduli ada aspek local genius itu adalah Agoes Noer,
Adhy Handayana, Alief, Aries Tanjung, Baem Ibrahim, Bejo Saputro, Depi Irawan,
Djoko Harijanto, Eddy Kamal, Hendrikus David, Ireng Halimun, Jarot Soekisno,
Kembang Sepatu, M.Fathoni, Nadia Tarsanto, Nanuk Bemu, Novandi, S.Yogi Karmas,
Thomas Tri Wibowo, Tri Sabariman dan Yusuf Dwiyono.
Dengan
berbagai gaya, teknik dan subject matter mempersembahkan beberapa karya seni
rupa yang diharapkan menjadi representatif sebagai cerminan dari masyarakat di
34 propinsi di Indonesia. Peran yang dilakukanya adalah menguak beberapa
kebudayaan adiluhung yang ada di negara kita dan mengemasnya ke dalam kekinian
yang menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, agar masyakat Indonesia dan
dunia merespon kembali bahwa negara kita sarat dengan kebudayaan dan peradaban
yang tinggi.
Bukankah
menuntut ilmu itu wajib dari ayunan hingga ke liang kubur. Karya-karya yang ditunjukkan di dalam pameran ini
sejatinya bukanlah karya final. Mungkin lebih tepat sebagai karya yang muncul
ditengan proses pencarian, observasi dan pembelajaran yang dilakukan. Meskipun
ini hanya sebuah catatan, rekaman dan pendokumentasian dengan sekedar meniru
objek (mimesis) pada potensi kebudayaan kita di masa lalu, unsur gagasan dan
jati diri dari masing-masing pelukis pun tertuang di taferil dalam format yang
sesuai kemajuan teknologi saat ini.
Sehingga
memiliki alasan dan keyakinan bahwa karya-karya yang dikerjakan dengan penuh
kedisiplinan dan keseriusan ini layak untuk dipamerkan, diapresiasi dan
dikoleksi. Kegiatan pameran yang sarat pembelajaran ini bukanlah kegiatan
sesaat yang sehabis digelar langsung bubar. Tetapi menjadi sebuah kegiatan
sekuel yang berkesinambungan ke depanya.
(ratman/rls/pp)
Headline
PARAHYANGAN POST TV
BERITA PILIHAN
BERITA POPULER
Pegawai Dinyatakan Positif Kantor BPN Jaktim di Tutup
JAKARTA (Parahyangan-Post.com) - Pegawai Kantor Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Jakarta Timur...
kostenlose counter
LEAVE A REPLY