Buku "Dari Diplomat Jadi Akademisi" ini adalah buku kedua Pak Nazar yang ditulis untuk menandai usianya 80 tahun. Buku pertama dia "Dari Aktivis Menjadi Diplomat" diterbitkan tahun 2012 saat dia berusia 70 tahun.
Pak Nazar memang seorang tokoh paripurna yg memiliki tiga penggal kehidupan: sebagai Aktivis, Diplomat dan Akademisi. Lahir tahin 1941 hingga 1971 (usia 30 thn) dia adalah seorang aktivis. Dia adalah anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Jabatannya di organisasi itu ialah Sekjen saat Nurcholish Majid sebagai ketua umum. Selama 30 tahun hingga tahun 2005, ia memilih karir sebagai seorang diplomat dengan jabatan puncak sebagai Duta Besar dan Asisten Menlu. Selama 20 tahun terakhir ini Pak Nazar berkiprah sebagai Akademisi. Dosen di tiga Perguruan Tinggi, mengajar Hubungan Internasional: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Univ Al Azhar, Universitas Paramadina. Saat itu penulis sebagai seorang mahasiswanya pada program S2 (Paramadina Graduate School of Diplomacy). Buku beliau "Dinamika Politik Luar Negeri Indonesia" merupakan buku ajar dan referensi yg sangat bermanfaat bagi para mahasiswa, baik S1 maupun S2, mengingat sarat dengan teori dan praktek diplomasi.
Selain tiga penggal kehidupan tadi, pak Nazar sempat menjadi pengacara dan aktif di LBH bersama Bang Buyung Nasution, seorang tokoh HAM yg terkenal. Beliau sempat membela rakyat kecil dalam "kasus Simprug" (Permata Hijau) yang tergusur oleh proyek properti pada tahun 1972. Selama tiga tahun beliau menjadi pejuang HAM. Namun dia tidak melanjutkan sebagai pengacara, karena prinsip "Kasih Uang Habis Perkara" (KUHP) tidak sesuai dengan hati nuraninya. Pak Nazar sempat juga ditawari untuk berkiprah sebagai politisi (1971) dengan tawaran sebagai caleg DPR, tetapi beliau menolaknya. Dia memilih sebagai Diplomat, bekerja untuk membela kepentingan negara dan bangsa. Baik pos bilateral seperti Bangkok (Thailand), Ottawa (Kanada), Washington (AS) maupun pos multilateral (Perwakilan RI untuk PBB di New York. Dia merupakan role model diplomat yang menjadi acuan generasi muda diplomat.
Kegemaran beliau menulis merupakan dokumentasi sejarah bagi diplomasi Indonesia dengan buku beliau tentang "Pasang Surut Hubungan Diplomatik Indonesia-Kamboja " saat bertugas sebagai Duta Besar untuk Kerajaan Kamboja, versi bahasa Indonesia dan Inggris. Buku ini melalui bedah buku yang sempat diendorsed oleh dua orang Menlu : Mochtar Kusumaatmadja dan Ali Alatas. Selain itu, buku kumpulan tulisan para diplomat senior "Diplomasi Dalam Aksi" serta "Dari Aktivis Menjadi Diplomat".
Penulis merasa beruntung memperoleh kesempatan untuk mewawancarai beliau dan akhirnya dipercaya sbg Tim Penulis buku ini. Buku ini mengungkapkan bagaimana perjuangan Pak Nazar selama menjadi Diplomat dan Akademisi. Tim Penulis merasa bangga dapat menyatukan dan menyusun mosaik-mosaik kecil yg hadir dalam perjalanan kehidupan beliau. Bersama dengan Ismail Luthan, Yunan Miftahul Alam, kami berterima kasih atas kepercayaan Pak Nazar sebagai tim editor buku ini yg diselesaikan selama lebih setahun sejak dan juga sepakat buku ini diterbitkan oleh Penerbit Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan, penerbit yg mendukung karya penulis tanpa membebankan biaya, yang umumnya berat bagi penulis yang umumnya dihadapkan dengan biaya yg cukup besar. Soft launching buku ini telah dilakukan melalui webinar Sabtu malam (18/3).
Sebagai host soft launching buku ialah Kang Jana Tea dari Forum Guru Besar dan Doktor
INSAN CITA, pengantar :
Dr. A. Doli Kurnia Tanjung, sambutan AIHII (Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia):
Dr. Asep Kamaluddin, narasumber : Dr. AM Fachir, Prof. Eddy Pratomo, Prof. Ali Munhanif, Prof. Asep Saefuddin, Prof. Tirta N. Mursitama, Dr. Sugeng Riyanto dan Dr. Nurul Isnaeni dan kata penutup : Dr. Nazaruddin Nasution. Moderator acara ini ialah Dubes Yuri O. Thamrin, MA dan Dr. Siti Muti'ah Setiawati.
(rls/rd/pp)
LEAVE A REPLY