Keterangan Gambar : Ketua LPLH SDA MUI, Dr. Ir. Hayu Prabowo, M.Hum Secara Simbolis Menyerahkan Bibit Pohon kepada Usman Fridaus, S.Kom selaku Pendiri Mat Peci didampingi Sekretaris LPLH SDA MUI, Dr.Suhardin, S.Ag, M.Pd, dan Wakil Ketua PJMI MY Gunawan serta Wakil Sekjen PJMI, Rana Setiawan (foto : ratman/pp)
JAKARTA - www.parahyangan-post.com - Dalam rangka memperingati Hari Hutan Internasional, Hari Air Sedunia, sekaligus menyambut bulan suci Ramadhan 1444 H, Lembaga Pemulihan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH SDA MUI), Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI), Sekolah Sungai Ciliwung, Komunitas Masyarakat Peduli Ciliwung (Mat Peci) melakukan gerakan penanaman pohon di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Ciliwung, di Kawsan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Rabu (22/03/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua LPLH SDA MUI, Dr.Ir. Hayu Prabowo, M.Hum, beserta jajaranya, Pendiri Mat Peci, Usman Firdaus beserta anggotanya, Pembina PJMI, Ketua PJMI beserta jajarannya, serta tokoh masyarakat dan warga sekitar.
Acara diawali dengan penyerahan pohon hutan wakaf secara simbolis oleh Ketua LPLH SDA MUI, Hayu Prabowo, kepada Usman Firdaus selaku pendiri Komunitas Mat Peci, didampingi oleh Sekretaris LPLH SDA MUI, Dr.Suhardin, S.Ag, M.Pd, Wakil Ketua PJMI, MY Gunawan dan Wakil Sekjend PJMI, Rana Setiawan. Penanaman pohon kali ini merupakan tanaman produktif berupa pohon buah-buahan.
“Penanaman pohon ini sebagai upaya kita bersama untuk ikut melestarikan lingkungan hidup, terutama di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung. Ini adalah langkah kecil, yang memiliki nilai dan manfaat cukup besar, dalam jangka panjang, untuk generasi mendatag,”jelas Ketua LPLH SDA MUI, Hayu Prabowo.
Usai penanaman pohon acara dilanjutkan dengan diskusi dengan narasumber, Sekretaris LPLH SDA MUI Dr.Suhardin, S.Ag, M.Pd, dengan tema ‘Islam dan Lingkungan Hidup’ serta pemaparan “Succes Story Pemberdayaan Masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung”, oleh Usman Firdaus, S.Kom, selaku pendiri Sekolah Sungai Ciliwung, komunitas Mat Peci.
Dalam tausiyahnya, Dr. Suhardin, menyampaikan dua dari lima amanat rakornas LPLH SDA MUI yang terkait dengan lingkungan hidup, disamping itu juga menjelaskan tentang ‘Theo Eco’, menanamkan ketahuidan kepada kita, bahwa esensi tauhid lanjutnya, menyadari Alloh SWT sebagai satu-satunya tempat kita bergantung.
“Lingkungan ini dari Alloh SWT dan semua termasuk kita, akan kembali kepada Alloh, dalam Al Quran, semua yang dilangit dan dibumi bertasbih menurut garis edar dan fungsinya,”jelas Sekretaris LPLH SDA MUI.
Lebih lanjut Dr.Suhardin juga menjelaskan bahwa yang durhaka itu mausia dan syetan, manusia durhaka karena memiliki nafsu dan ego, juga dipengaruhi oleh syetan, salah satu kedurhakaan manusia adalah terjadinya kerusakan di bumi.
Namun sebagai bentuk kasih sayang Alloh terhadap manusia, maka Alloh memberikan warning atau peringatan, sebagaimana banyak disampaikan dalam kitab suci Al Qur’an. Semua diberikan anugerah rejeki dan balasan terhadap apa yang mahluk-Nya perbuat.
Dalam kesempatan tersebut Sekretaris LPLH SDA MUI juga juga menyampaikan bahwa pemimpin umat harus bisa memberikan ketauladanan terhadap gerakan cinta lingkungan dengan berusaha untuk mengorganisir dengan sebaik-baiknya, memberikan inspirasi, kenyamanan, kebahagiaan, memberikan manfaat untuk manusia dan alam semesta.
“Gerakan peduli terhadap lingkungan hidup menjadi rumah besar, dan kita harus terus menjaga dan merawatnya, termasuk gerakan menanam pohon hari ini semoga dicatat sebagai amal soleh bagi kita semua, memberikan manfaat yang nyata bagi generasi mendatang dan sebagai upaya memperbaiki lingkungan,”jelas Suhardin.
Sementara itu, Usman Firdaus dari Komunitas Mat Peci menekankan tiga aspek gerakan yang sangat penting terkait menjaga lingkungan hidup, yaitu gerakan penanaman pohon, gerakan menyimpan air dan gerakan menjaga kebersihan lingkungan.
“Apa yang kita lakukan bersama hari ini, memberikan motivasi dan semangat kita untuk terus berbuat sesuatu yang sangat bermanfaat bagi umat manusia, terutama dalam Fastabiqul Khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan, apalagi ini adalah momentum menjelang Ramadhan,”jelas pendiri Mat Peci.
Disisi lain, lanjut Usman, kita sering mendengar kata – kata Habluminallah, Habluminanas, namun kita sering melupakan ‘ Habluminal Alam, hubungan kita dengan alam, jelasnya.
Atas dasar itulah, Komunitas Mat Peci melakukan gerakan membersihkan lingkungan ruas DAS Ciliwung, sejak tahun 2006, awalnya berada di belakang Carefour MT Haryono.
Dalam kesempatan itu Usman Firdaus juga menceritakan suka duka dan perjalanan panjang pengalamanya serta filosofinya dalam menapakai gerakan peduli lingkungan di daerah aliran sungai Ciliwung bersama komunitas Mas Peci.
Usman Firdaus sangat mengapresiasi apa yang dilakukan hari ini yaitu penanaman pohon apalagi pohon yang ditanam kali ini adalah pohon buah-buahan, ini akan memiliki manfaat kedepannya.
Diakui Usman, selain mengurusi komunitas Mat Peci saat ini dirinya juga mendapat kepercayaan sebagai Pembina Gerakan Restorasi Sungai Seluruh Indonesia, yang didalamnya tergabung berbagai komunitas peduli sungai dari seluruh Indonesia yang tersebar diberbagai daerah.
Menurut Usman Firdaus berbagai komunitas peduli sungai dari beberapa daerah penah belajar atau studi banding di Sekolah Sungai Ciliwung ini. Pada awalnya mereka seolah tidak percaya, bahwa di Jakarta sebagai kota metropolitan, masih ada komunitas yang mendedikasikan dirinya untuk menjaga lingkungan sungai seperti ini.
Beberapa program yang telah dicanangkan Mat Peci sejak awal berdiri, diakui Usman, rasanya sudah tercapai, sebagai pendiri Komunitas Mat Peci, dirinya pernah beberapa kali mendapat penghargaan tingkat nasional, dan harapanya juga pengakuan secara internasional, walaupun diakui Usman hal tersebut bukan tujuan utamanya dalam berkiprah bersama Komunitas Mat Peci.
Beberapa program kegiatan yang ada di Mat Peci, seperti konservasi lingkungan, eco edu wisata dan ada juga program gerakan memanen air hujan. Untuk gerakan memanen air hujan ini, Usman berjanji, siap untuk berbagi pengalamannya pada lain waktu.
Sebagai wakil Allah dimuka bumi, maka manusia harus bisa memelihara (al-rab) dan menebarkan rahmat di alam semesta (rahmatan lil ’alamin). Oleh karena itu kewajiban manusia terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT adalah melakukan pemeliharaan terhadap alam (termasuk pemeliharaan kehidupan diri atau hifdzun nafs) untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di alam.
(ws/pp).
LEAVE A REPLY