Home Ekbis Mastercard dan Asian Development Bank Mendigitalisasi Rantai Pasokan untuk Pedagang Grosir dan Ritel

Mastercard dan Asian Development Bank Mendigitalisasi Rantai Pasokan untuk Pedagang Grosir dan Ritel

Membangun Aliansi Multi Pemangku Kepentingan

3,697
0
SHARE
Mastercard dan Asian Development Bank Mendigitalisasi Rantai Pasokan untuk Pedagang Grosir dan Ritel
  • Menciptakan sebuah jalur digital baru untuk pemberian kredit kepada pedagang grosir untuk manajemen arus keuangan dan inventarisasi investasi yang lebih baik. olusi kolaboratif secara digital mengintegrasikan kampanye pemasaran Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dengan inventaris dan promosi grosir dan eceran untuk mendorong lebih banyak penjualan dan efisiensi rantai pasokan.
     

JAKARTA (Parahyanganpost.com) -- Mastercard dan mitra-mitranya, yaitu N-Frnds, SGeBIZ, dan Finastra telah membentuk aliansi dengan dukungan dari Asian Development Bank (ADB) untuk menciptakan solusi-solusi teknologi guna mendorong efisiensi digital yang lebih baik di seluruh rantai pasokan ritel di Asia dan meningkatkan akses pedagang grosir ke kredit. 

“Di masa seperti pandemi saat ini semakin menekankan pentingnya membangun ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk melalui penerapan teknologi untuk mendigitalisasi perdagangan, yang dapat memudahkan usaha kecil dan menengah untuk berpartisipasi dalam rantai pasokan global,” kata Michael Froman, Vice-Chairman and President, Strategic Growth for Mastercard. “Kemitraan inovatif seperti ini bisa mendukung ketangkasan dan ketahanan rantai pasokan, mempercepat akses ke keuangan dan meningkatkan efisiensi.”  

Pandemi global dan dampak ekonomi yang menyertainya telah memengaruhi rantai pasokan dan jaringan perdagangan, terutama untuk usaha kecil dan menengah (UKM) yang mencakup 90% dari semua bisnis global, memberikan lapangan pekerjaan kepada sekitar setengah dari seluruh tenaga kerja, dan menghasilkan lebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB). 

Pandemi juga telah mengurangi kendali atas arus keuangan dan akses ke kredit oleh UKM. Bahkan sebelum COVID-19, ADB memperkirakan ada kesenjangan pendanaan senilai $1,5 triliun pada 2018, dengan bisnis yang lebih kecil paling terkena dampaknya. The International Chamber of Commerce memperkirakan potensi kekurangan penerimaan (shortfall) sebesar $2 triliun hingga $5 triliun dalam pembiayaan perdagangan hingga 2021 jika permintaan kembali ke ekonomi global. 

Akibatnya, penting bagi sektor publik dan swasta untuk bersatu guna memungkinkan peralihan yang lebih cepat dan efisien menuju digitalisasi untuk UKM di seluruh rantai pasokan global, perdagangan dan akses ke pembiayaan. Mastercard, sejalan dengan komitmennya yang lebih luas untuk membawa 1 miliar individu dan 50 juta usaha mikro dan kecil ke dalam ekonomi digital, telah merespon dengan mengembangkan sebuah solusi pemasaran kolaboratif dengan SGeBIZ, Finastra dan N-Frnds. Program ini akan dimulai di Indonesia dengan 500 pedagang ritel, dan bertujuan untuk menciptakan 5.000 pedagang ritel pada akhir kuartal 1 tahun 2021. 

“COVID-19 telah memberikan dampak negatif terhadap rantai pasokan global. Untuk itu, solusi kolaboratif ini sangat penting guna memastikan pasokan untuk toko bahan pangan tetap tersedia, apotek memiliki akses ke obat-obatan, dan orang-orang dapat membeli keperluan mereka sehari-hari,” kata Safdar Khan, Divisional President, SEA Emerging Markets, Mastercard. “Mastercard bangga dapat bekerja sama dengan mitra yang memiliki visi yang sama guna mengintegrasikan pembayaran digital dengan aliran perdagangan untuk memberikan solusi bagi para pelaku UKM yang dapat membantu mereka mengatasi tantangan di masa kini dan berkembang di masa depan.” 

“ADB telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam berbagai upaya untuk meringankan dampak pandemi COVID-19, termasuk melalui pembiayaan sebesar $1,5 miliar yang disetujui pada April 2020. Kemitraan kami dengan Mastercard dan mitra-mitra aliansinya dalam proyek percontohan rantai pasokan digital akan memberikan akses penting ke keuangan bagi UMKM yang terkena dampak, dan bantuan segera untuk menjaga agar rantai pasokan makanan dan barang-barang yang penting tetap berjalan,” kata Ahmed Saeed, Vice President for East Asia, Southeast Asia and the Pacific, Asian Development Bank. 

Hasil dari aliansi ini adalah sebuah solusi teknologi yang memberikan dua manfaat utama sebagai berikut: 

1.       Akses pedagang grosir ke kredit: Mastercard akan memanfaatkan data rantai pasokan dari N-Frnds, platform procure-2-pay digital SGeBIZ, dan sumber-sumber lain untuk bermitra dengan Finastra dan pelanggan Bank Perdagangannya untuk memberikan akses ke pembiayaan modal kerja. 

Kolaborasi tersebut akan meningkatkan ketersediaan data digital untuk menilai kelayakan kredit dan menciptakan model baru untuk mengevaluasinya. Akses ke jalur kredit yang dihasilkan akan memungkinkan pedagang grosir bertindak lebih cepat terhadap promosi yang akan datang, meningkatkan tingkat inventaris mereka, dan membangun bisnis mereka. 

“Salah satu masalah paling mendasar bagi UKM dan bisnis mikro di seluruh Asia adalah akses ke keuangan,” kata Simon Paris, CEO, Finastra. “Tanpa kredit, bisnis-bisnis tersebut secara finansial terjebak dalam siklus yang membatasi kapasitas mereka untuk tumbuh dan membuat mereka kurang siap dalam menghadapi dampak dari gangguan pasar. Teknologi adalah pendorong untuk mengatasi tantangan inklusi keuangan. Sebagai bagian dari kolaborasi ini, kami dapat mendorong perubahan untuk membawa hasil yang positif, melalui transformasi digital dan jalur pinjaman baru yang inovatif.” 

2.   Kampanye pemasaran yang sepenuhnya digital: Dengan mengintegrasikan pembayaran digital dan data rantai pasokan dengan promosi, pengeluaran perdagangan FMCG dapat dialokasikan secara lebih efisien dengan visibilitas yang lebih baik, serta penyertaan peritel UKM. 

Aliansi ini akan memanfaatkan solusi seluler N-Frnds - yang mengoptimalkan logistik dan operasional dengan menghubungkan perusahaan FMCG dengan pedagang grosir untuk melakukan pemesanan, mengoordinasikan pengiriman, dan memantau tingkat inventaris - untuk mengkomunikasikan dengan lebih baik upaya promosi yang akan datang antara pemasok dan pedagang grosir. 

“Kami sangat antusias untuk bergabung dengan N-Frnds, mitra strategis kami dalam inisiatif baru ini untuk mendigitalisasi dan merampingkan pembiayaan perdagangan dan promosi di pasar-pasar tradisional. Kami yakin kolaborasi baru ini akan memungkinkan kami memimpin transformasi rantai harga di Indonesia, baik dengan memberikan kredit maupun memastikan bahwa pengeluaran promosi kami jauh lebih efektif dan dinikmati oleh empat juta toko bahan pangan di Indonesia,” ujar Kadir Gunduz, President Director, Coca-Cola Amatil Indonesia.

(red/pp)