Home Agama Launching Buku Tapak Mualim Syekh Ahmad Surkati dihadiri Para Tokoh Perhimpunan Al Irsyad

Launching Buku Tapak Mualim Syekh Ahmad Surkati dihadiri Para Tokoh Perhimpunan Al Irsyad

594
0
SHARE
Launching Buku Tapak Mualim Syekh Ahmad Surkati dihadiri Para Tokoh Perhimpunan Al Irsyad

Keterangan Gambar : Launching Buku Novel Sejarah,

JAKARTA - Parahyangan Post -  Sebuh Novel Sejarah, yang berjudul “Tapak Mualim Syekh Ahmad Surkati” buah karya Ady Amar, diluncurkan di Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (03/11/2024). 

Dari pantuan tim Parahyanan Post di lokasi acara, tampak hadir para tokoh senior dari kalangan Perhimpunan Al Irsyad Al Islamiyyah, diantaranya Ketua Umum, Prof DR Faisol Nasar Bin Madi, MA, mantan Ketua Umum, KH Abdullah Jaidi, Abdullah Abubakar Batarfie (Ketua Pusat Dokumentasi dan Kajian Al-Irsyad), jajaran pengurus dan keluarga besar Perhimpunan Al Isryad Al Islamiyyah. Selain itu juga tampak hadir dari kalangan aktivis dan politisi, diantaranya ada Ramadhan Pohan, Buni Yani, Yusuf Belgur, serta para tamu undangan lainnya. 

Ady Amar selaku penulis dalam sesi terakhir, menyampaikan bahwa proses penulisan buku ini memakan waktu sekitar tiga bulanan, namun yang cukup lama justru untuk pengumpulan bahan-bahannya, atau risetnya memakan waktu tahunan.

Selain itu Ady Amar juga menyampaikan bahwa sebagai buku novel sejarah tetap menitikberatkan pada fakta dan data sejarah yang bisa dipertanggung jawabkan, bukan mengdepakan fiksi semata. Mengingat keterbatasan waktu, sebagai penulis Ady Amar juga siap untuk membedah ‘Tapak Syekh Ahmad Surkarti’ ini dalam kesempatan lain, secara detail.

Ketua umum Al Irsyad Al Islamiyah Faisol Nasar merasa bersyukur atas terbitnya buku ‘Tapak Mualim Syekh Ahmad Surkati’. Perhimpunan Al Irsyad Al Islamiyyah, lanjut Ketua Umum sudah mengusulkan kepada pemerintah, bahwa sosok Syekh Ahmad Surkati layak diangkat sebagai pahlawan nasional, mengingat kiprah dalam perjuangannya dalam bidang pendidikan, memberikan kontribusi begitu besar bagi negeri ini dalam dunia pendidik dan pembaharuan Islam.

Sementara itu, KH Abdullah Jaidi dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan, bahwa Gerakan para Irsyadiyin untuk mengamalkan apa yang sudah dirintis oleh Syekh Ahmad Surkati.

Abdullah Abubakar Batarfie dari Pusdok Al Irsyad Bogor, merasa bangga dengan hadirnya buku monumental, dengan Bahasa sastra yang begitu indah ini.


Diskusi Membedah Buku, Buah Karya Ady Amar 

Rangkaian acara peluncuran buku ‘Tapak Mualim Syekh Ahmad Sukarti’, semakin meriah dengan adanya  diskusi, untuk membedah buku tersebut yang di moderator oleh, Nabiel A Karim Hayaze, dengan narasumber : Dr. H.Adin Husaini, M.Si, Ph.D (Ulama, Akademisi & Penulis), Prof.Dr.Zeffry Alkatiri (Sastrawan dan Staff Pengajar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, Narudin Pituin (Sastrawan, Penerjemah & Kritikus Sastra). 

Sosok Syekh Ahmad Surkati, namanya tidak bisa dilepaskan dari pembaharu, pemurni dan peranya sebagai pionir, merupakan salah satu dari tiga pembaharu Islam di Indonesia setelah KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), KH A Hasan (Persis) dan Syekh Ahmad Surkati (Al Irsyad Al Islamiyyah).


Namun selama ini kita mengenal sosok Syekh Ahmad Surkati bagaikan menonton film tanpa suara, buku-buku yang ada lebih banyak dari hasil disertasi yang terkesan menjemukan, maka kehadiran buku ini diharapkan menjadi oase bagi generasi muda untuk mengenal danmenggali lebih jauh sosok Syehk Ahmad Surkati. 

Prof.Dr.Zeffry Alkatiri Sastrawan dan Staff Pengajar FIB UI, mengaskan bahwa memori kolektif tentang Syekh Ahmad Surkati diangkat kembali, melalui karya buku’ ‘Tapak Mualim Syekh Ahmad Surkati’ ini. Sosok Syakeh Ahmad Surkati dalam pandangan Prof Zeffry, memiliki niat baik dan begitu cintanya pada negeri ini, setelah pulang ke negerinya beliau kembali lagi untuk berdakawan di negeri ini.

“Kata-kata dalam prolog buku ini, “Bagiku mati di Djawa dengan berjihad (berjuang) lebih mulia daripada mati di Mekkah tanpa jiad”  (Syekh Ahmad Surkati), “jelas Prof.Zeffri.

Prof Zeffry juga mencatat nilai-nilai penting ketauladanan dari Syekh Ahmad Surkati, yaitu, kejujuran, perjuangan dan ketekunan dalam menjalani kehidupanya. Dan nilai-nilai tersebut masih relevan untuk saat ini. Sehingga bagaimana kita harus terus mendiseminasikan nilai-nilai tersebut kepada khalayak, khususnya generasi muda.

“Memori kolektif tentang Syekh Ahmad Surkati dengan nilai-nilai luhurnya perlu kita jaga, maka disinilah pentingnya ada Pusat Dokumentasi dan Kajian Al Isryad Al Islamiyyah yang ada di Empang, Bogor,”jelas Prof. Zeffry. 

Sementara itu Dr. H. Adian Husaini, M.Si, Ph.D (Ulama, Akademisi & Penulis), lebih menyoroti kiprah sosok Syekh Ahmad Surkati sebagai seorang guru, pendidik yang luar biasa. Kiprah dan perjuanganya tidak bisa dianggap remeh dalam dunia pendidikan nasional  kita saat ini. 

Bagaimana pada waktu itu, Syekh Ahmad Surkati mengelola lembaga pendidikannya di Batavia ditengah-tengah penjajajahan kolonial  Belanda. Perguruan Al Irsyad yang didirikanya dengan menerapkan kurikulum dan guru-gurunya yang luar biasa, dan sangat bagus.

“Ulama ulama kita dulu berani membuat terobosan dalam dunia pendidikan yang dikelolanya untuk menghadapi sistem pendidikan yang diterapkan oleh kolonialisme Belanda,”jelas Ketua Dewan Dakwah ini.

Sastrawan dan kritikus sastra, Narudin Pituin, dalam penyampaianya lebih menekakan pandanganya terkait Novel Tapak Mualim Syekh Ahmad Syurkati dari sisi kajian semiotik indeksikal.

Banyak hal terkait novel ini dikupas secara mendalam, mulai dari semiotik, gaya Bahasa, gaya bercerita, dan Nurudin mengakui bahwa gaya bahasa dalam novel ini termasuk bagus dan indah, susunan katanya kreatif dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sebagai penulis, Ady sebagai juga menggunakan bahasa puitis, terdapat pemisahan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dalam novel ini, artinya dialog dan bahasa pengantar berpadu dengan seimbang.


Sedangkan gaya bercerita dalam novel ini menggabungkan teknik telling (narasi) dan showing (deskripsi),sehingga tidak membosankan pembacanya.

“Novel sejarah berjudul ‘Tapak Mualim Syekh Ahmad Surkati’, sebagai novel yang cukup berhasil secara sastrawi, baik dari segi gaya bahasa maupun dari segi gaya bercerita, ”jelas, Kritikus Sastra, Nurudin Pituin.

Novel sejarah karya Ady Amar yang berjudul ‘Tapak Mualim Syekh Ahmad Surkati’ (1875 -1943) (terbit tahun 2024) ini menceritakan kisah seorang ulama besar Mekah asal Suddan yang berjuang dalam pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia dengan mendirikan Al Isryad Al Islamiyyah. Pembaharuan pendidikan Islam yang turut mempercepat kemerdekaan Indonesia, bukan dengan Komunisme, kejumudan, atau sebangsanya.

Kecuali itu, prinsip kesetaraan yang diajarkan oleh Syekh Ahmad Surkati menepis perbedaan kelas sosial, bahwa semua manusia di depan Tuhannya sama saja, kecuali perbedaan kualitas iman dan taqwanya.


(ratman/pp)