Home Edukasi Ketum PJMI: Mahasiswa Harus Menguasai Dunia Jurnalistik

Ketum PJMI: Mahasiswa Harus Menguasai Dunia Jurnalistik

Disampaikan pada LDK FKIP UIA di Villa YASFI Bekasi

277
0
SHARE
Ketum PJMI: Mahasiswa Harus Menguasai Dunia Jurnalistik

Keterangan Gambar : Ketua Umum Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI)  H. Ismail Lutan (tengah tanpa jaket almet) foto bersama dengan sebagian peserta pelatihan (foto aboe)

Bekasi, parahyangan-post.com- Pengetahuan jurnalistik sangat penting bagi mahasiswa. Tidak hanya bagi  yang ingin menjadi jurnalis, tetapi siapa saja yang ingin mengembangkan keterampilan berkomunikasi, berpikir kritis, dan berpartisipasi aktif dalam diskusi publik.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI)  H. Ismail Lutan, pada Latihan Keterampilan Dasar (LDK), Mahasiwa baru Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam As Syafiiyah (FKIP UIA) di Villa  YASFI, Jatiasih Kota Bekasi, Selasa 12 Januari 2025.

LDK bertema  Leadership Character Building (LCB)  sendiri berlangsung selama dua hari, yakni Selasa-Rabu, 12-13 Januari 2025. Menghadirkan sejumlah nara sumber kompeten, diantaranya Dekan FKIP UIA Dr. Misbah Fikrianto., M.Pd, M.Si., MM.

“Dengan memahami dasar-dasar jurnalistik, mahasiswa dapat menjadi konsumen informasi yang cerdas, penulis yang profesional, dan individu yang bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi,” tutur Ismail yang juga Pemimpim Umum parahyangan-post.com ini.

Oleh karena itu, lanjut Ismail, pendidikan jurnalistik harus menjadi bagian penting dari kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia, agar generasi muda dapat berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan lebih berpengetahuan.

Lebih detil dijelaskan, setidaknya ada 6 alasan mengapa mahasiswa harus mempeajari jurnalistik. Keenam alasan itu adalah pertama untuk kemampuan berkomunikasi yang lebih baik. Kedua mengasah kemampuan berpikir kritis. Yang ketiga menumbuhkan kesadaran terhadap etika dan tanggung jawab social.

Sementara yang keempat adalah mengembangkan kreativitas dalam penyampaian informasi, kelima persiapan untuk memasuki dunia kerja yang professional dan terakhir meningkatkan partisipasi dalam isu sosial dan politik.

“Mahasiswa jangan sampai menjadi korban informasi, tetapi harus mampu  mengendalikan informasi. Sebab di dunia yang serba mudah ini, sulit membedakan informasi yang benar dan yang hoax,” tambah Ismail.

Antusiasme mahasiswa baru UIA terlihat dari ramainya diskusi dan tanya-jawab saat paparan berlangsung. Meskipun pilihan studi  adalah keguruan, yang nota bene  kelak menjadi guru, namun keinginin tahuan mereka cukup besar.

FKIP UIA sendiri memiliki 3 program studi, yakni Bimbingan dan Konseling (BK) dan  Bahasa Inggris (BI) keduanya adalah program S1. Sementara satu prodi lagi untuk S 2 yakni Tekologi Pendidikan (TI).

Dekan FKIP UIA Misbah Fikrianto mengatakan LDK merupakan program wajib bagi mahasiswa baru di UIA. Masing-masing Fakultas menyelenggarakannya sendiri-sendiri sesuai dengan kekhasan fakultasnyai.*** (aboe/pp)