
Keterangan Gambar : Seremoni penutupan Bulan Solidaritas Palestina di Aula Buya Hamka Masjid Al Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (foto aboe)
Bulan Solidaritas Palestina Ditutup dengan Peluncuran Buku
Pembelaan pada Palestina selaras dengan UUD 1945
Jakarta, parahyangan-post.com-Banyak cara yang bisa dilakukan umat Islam untuk membantu rakyat Palestina memperoleh kemerdekaannya secara penuh. Salah satunya adalah dengan menulis buku.
Itulah yang dilakukan Imaam Yakhsyallah Mansur. Pembina Utama Aqsa Working Group (AWG) ini menulis tentang Palestina berjudul “Membaca Protocol of Zion: Blue Print Yahudi Menguasai Dunia”
Buku tersebut diluncurkan pada penutupan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2022 di Aula Buya Hamka, Masjid Al Azhar Jakarta, 29/11.
Penutupan ini bertepatan dengan Hari Solidaritas Internasional Bagi Rakyat Palestina atau International Day of Solidarity with the Palestinian People yang diperingati setiap tanggal 29 November. Hari Solidaritas Internasional Bagi Rakyat Palestina telah ditetapkan PBB sejak 1979 silam.
“Berdirinya negara Israel awalnya oleh sebuah buku. Saya berkeyakinan Negara Palestina Merdeka bisa berdiri dengan sebuah buku. Maka saya menulis buku tentang Palestina ini,” tutur Imaan pada saat peluncuran.
Acara penutupan tersebut dilengkapi dengan sarasehan. Menghadirkan tokoh dari berbagai bidang. Diantaranya Direktur Timur Tengah Kemenlu RI, Bagus Hendraning Kobarsyih, M.Si; Pemuka Agama dan Budayawan, Prof. Dr. Romo Franz Magnis-Suseno; Praktisi Media, Aat Surya Syafaat; Direktur Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia, Abdul Muta'ali M.A, M.I.P, Ph.D.
Kemudian aktivis kemanusiaan Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad; Presiden Quds Foundation Malaysia, Dr. Sharif Abu Shammala; serta Pembina Utama Aqsa Working Group (AWG), Imaam Yakhsyallah Mansur.
Sebelumnya, kegiatan BSP 2022 ini telah berlangsung selama sebulan, tepatnya dibuka pada tanggal 1 November 2022 di Aula Munif Chatib, Cibubur, Bekasi.
Perayaaan ini dimeriahkan dengan beragam kegiatan, mulai dari tingkat anak-anak seperti lomba mewarnai, menggambar, lalu tingkat SMP/SMA sederajat dengan lomba menulis artikel, cerpen, hingga ke tingkat mahasiswa dengan aneka perlombaan seperti pembuatan konten video 1 menit untuk reels instagram.
Selain itu, ada pula Futsal Liga Santri, Pengibaran Bendera Indonesia dan Palestina di puncak gunung Muria Kudus, hingga Gowes Cinta Al Aqsa dari Jambi dan Semarang dengan titik finis di Monas, Jakarta.
Tidak hanya itu, acara ini pun dilengkapi dengan Webinar, Forum Duta Al Quds, hingga Millenial Peacemaker Forum yang menghadirkan tokoh-tokoh dari dalam dan luar negeri.
Bulan Solidaritas Palestina
Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG), Muhammad Anshorullah menjelaskan dalam sambutannya di acara Penutupan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2022, "Melalui BSP ini kami ingin sampaikan pesan kepada masyarakat bahwa pembelaan pada Al Aqsa dan Palestina adalah selaras dengan UUD 1945 dan telah dicontohkan oleh para pendahulu bangsa Indonesia."
Hampir 500 tahun yang lalu, sambung Anshor, Sunan Kudus dengan indah telah mewujudkan pembelaan pada Al Quds, Palestina. Beliau membangun kota Kudus dan Masjid Al Aqsa Menara Kudus dengan corak kearifan lokal. Kota dan masjid itu menjadi simbol keterikatan Bangsa Indonesia dengan Palestina yang abadi.
Anshor menyebutkan, Presiden Pertama RI, Soekarno bahkan berkali-kali menunjukkan semangat anti penjajahannya terhadap kezaliman Zionis Israel, antara lain melarang Timnas Indonesia bertanding melawan Timnas Israel pada Piala Dunia 1958 dan melarang kontingen Zionis Israel ke Indonesia dalam Asian Games tahun 1962.
"Sampai hari ini, pemimpin Indonesia silih berganti, tetapi komitmen itu terus terjaga," ujar Anshor.
Dengan semangat para pendahulu itulah, lanjutnya, tahun ini memuat kampanye; Pembelaan terhadap Masjid Al Aqsa, Kemerdekaan seutuhnya bangsa Palestina, dan penolakan terhadap kedatangan Timnas Israel pada Piala Dunia U-20 di Indonesia tahun depan.
"Seluruhnya dibingkai oleh semangat kemanusiaan. Termasuk hari ini dalam kegiatan puncak BSP, kita berkumpul dalam keragaman, kebhinekaan. Bersama-sama seluruh anak bangsa membela Palestina dan Al Aqsa, menentang penjajahan Zionis Israel karena penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," tegasnya.***(aboe/pp)
LEAVE A REPLY